Kedinginan di ruang tunggu salah satu taver di Bandung untuk berangkat ke Jakarta. Setelah tadi harus melenggang di malam yang sudah mulai melengang. Iya, lepas tengah malam harus keluar dari kontrakan untuk bisa penuhi sebuah panggilan wawancara dari Jakarta.
Sambil menunggu datangnya Bis, aku teringat dengan telponku ke seorang senior di IMT Telkom Bandung. Sebuah telpon yang sebenarnya hanya untuk menguatkan silaturahim saja dengannya, karena sudah lama tidak saling sapa disebabkan kesibukan masing-masing.
Setelah saling beritahukan kabar masing-masing.
"Eh, Telkomsel lagi buka lowongan lho" Sebutnya dengan penuh semangat
"Oya? Kalau tidak keberatan bisa diberikan link informasinya, biar saya juga bisa apply ke sana?"
Syukurlah. Saat melihat informasi tersebut di internet, kebetulan sudah tiba di hari terakhir batas waktu lamaran. Bergegas aku persiapkan segala sesuatunya untuk dikirimkan ke Telkomsel.
***
Malam itu menjadi malam aku harus berangkat ke Jakarta. Memilih untuk berangkat sebelum pagi karena pertimbangan Jakarta yang terkenal dengan hantu yang lebih menyeramkan daripada si Manis Jembatan Ancol, yap ini hantu bernama "kemacetan".
Dinginnya udara Bandung saat malam hari seperti ini, apalagi saat sudah beranjak mendekati subuh memang menjadi sebuah masalah. Dengan begitu aku harus melawan dingin itu. Dan, aku bisa berhasil melawan rasa dingin demikian itu karena niat dan tekad untuk bisa menjadi bagian dari keluarga perusahaan yang menjadi impian saya itu! TELKOMSEL!!!
***
Melewati tiga kali sesi wawancara yang lumayan memakan waktu. Setelah selesai psikotest terlebih dahulu di Bandung. Saya dinyatakan lulus dan diterima di perusahaan itu. Terbetik girang di hati ketika mendapat kabar bahwa aku DITERIMA untuk bekerja di sana sebagai Content Providers Business Management. Sebuah depertemen yang termasuk New Business di TELKOMSEL. Girang yang tidak membuatku lupa daratan. tak lupa kuucap rasa Syukur sambil bersujud dihadapan-Nya.
***
Diterima di Telkomsel, berarti aku harus keluar dari perusahaan sebelumnya (sebut saja perusahaan XYZ) dan sebagai ganti ruginya, aku harus bayar denda sebesar 10 Juta sebagai kompensasi karena aku telah melanggar perjanjian kontrak. Namun, cita-cita untuk bisa bekerja di bidang telekomunikasi telah menguatkan tekat untuk menghadapi segala rintangan. kutelpon ibu dan kuceritakan masalah yang kuhadapi. Hati ibuku yang seputih kapas luluh dan beliau siap mencarikan uang 10 juta, entah dari mana.
***
Singkat cerita, dengan menggadaikan gelang dan perhiasan lainnya, ibuku bisa mengumpulkan uang 10 Juta untuk membayar denda. Terima kasih Ibu, Akan kubalas semua kebaikan Ibu dengan sekuat tenagaku, walau kebaikan Ibu tak mungkin terbalaskan.***
Itu yang kurekam dari perjuangan awal untuk bisa menjejak di perusahaan yang kuinginkan ini., TELKOMSEL di gedung yang berdiri gagah di pinggiran Jalan Gatot Subroto, Jakarta Perusahaan yang kuniatkan untuk bisa kuberikan semua dedikasi dan kemampuanku.
Tidak terlalu banyak yang kujadikan bahan pertimbangkan terkait apa saja yang nantinya yang bisa kudapatkan dari sini. Tapi, aku merasa "menang" hanya jika di sini aku bisa memberi yang terbaik. Sebab saya percaya, mereka yang fokus pada bagaimana memberi, maka Tuhan akan siapkan sesuatu yang terpantas untuk diterimanya.(shandi). Selamat Berjuang, Kawan!!!!
0 komentar:
Posting Komentar